Minggu, 15 Maret 2015

[Fanfiction] Devil Girls ~ Chapter 3

Title : Devil Girls ~ Chapter 3

Author : Choi Dae Kyung a.k.a Nugraheny AP (@Nugrahenypra on twitter)

Genre : Mistery,Friendship,etc.

Rating : G

Type : Chapter

Summary :

     "Entah dia namja atau yeoja,entah dia sahabatku atau bukan,tetapi dia selalu membuatku khawatir.Darah,benda tajam,dan kematian selalu membayangiku tiap malam,tetapi walau sedikit takut,aku akan mencoba menangkapmu demi semua orang yang kusayangi"
(Summary Gaje ._.)

———
Sampai halaman tersebut,mereka terbelalak,Kwangmin membalik halaman lagi namun kosong,dan menutup buku itu kasar.
"Jadi.. maksudnya.."kata Youngmin."Hyolyn.. Songsaenim,mengincar.. kita"jelas Donghyun."aku benar benar tak menduga librarian secantik dia bisa membunuh orang"kata Jeongmin.
"Tapi siapa yang ia sebut sebagai temannya itu ?"tanya Kwangmin.
"Apa mungkin..."

———
   Sudah satu jam lebih mereka terjebak dalam semak semak lebat dan mobil mereka masih tak mau bergerak karena rodanya terjerembab dan diberingsuti semak semak belukar.Hyunseong dan Jeongmin tertidur,Minwoo sedang mencoba menghubungi petugas derek—karna ia takut lama lama dalam kegelapan disini—,Kwangmin dan Donghyun sedang sibuk mencerna kata-kata di buku Diary Hyolyn yang mereka baca tadi,sementara Youngmin tak mau ambil pusing,ia mengambil tabnya,dan mendengarkan lagu sambil bermain game.

   "Yak! Youngmin-ya ! Bisakah kau matikan lagu menyebalkan itu?!"Umpat Donghyun."Mwo?! Lagu ini bagus tau,lagipula aku mendengarkan lagu tanpa earphone itu supaya suasana tidak sepenuhnya hening"ujar Youngmin,Donghyun mendengus kesal.
"Hey diamlah! Jangan bertengkar terus,nanti sinyalku jelek lagi!"gerutu Minwoo.Kwangmin menghela nafas "bisakah kalian diam? Aku lelah".

    Setelah itu suasana menjadi hening dan hanya terdengar lagu yang mengalun dari tab Youngmin.
"Kwang~ bisa aku pinjam bukunya?"tanya Donghyun.Kwangmin mengangguk dan menyerahkan buku itu kepada Donghyun.
 
  Donghyun membukanya cepat sampai tulisan terakhir.Ia membaca setiap kata-kata pada bacaan tersebut  dengan teliti.

   "Memangnya benar yang diincar itu kita ?"tanya Youngmin tanpa berpaling dari gamenya,jari-jarinya terus bergerak dengan lihai di layar tabnya.Donghyun menggeleng dan menghela nafas "belum tentu juga,di sekolah kita kan banyak namja-namja populer yang berjumlah enam selain kita"katanya.

   Jeongmin—yang sejak kapan sudah terbangun dari tidurnya—menyahut "mungkin Suho and friend"jawabnya asal."Mungkin saja"timpal Kwangmin.

   "Hey ! Tersambung !"seru Minwoo yang diikuti oleh bangunnya Hyunseong dari tidurnya,Youngmin yang menghentikan gamenya dan berseru gembira,dan Jeongmin yang menguap.

   "Jadi sebentar lagi petugas dereknya akan datang kan ?"tanya Hyunseong,Minwoo mengangguk dengan wajah berbinar binar.Dan tak lama kemudian,mereka mendengar suara mobil derek mendekati mereka lalu mereka merasakan mobil mereka tertarik.

———
    Youngmin merebahkan dirinya di atas ranjang,ia belum melepas jas juga sepatunya,ia masih lelah dan pikirannya ikut terbayang-bayang oleh buku diary Hyolyn (baca : Hyorin) itu."namja.. enam orang.. tampan.. kita tampan"gumamnya tak jelas.

    "Siapa yang tampan?"
Youngmin tersentak dan—reflek—langsung duduk di tepi ranjangnya. "Yak ! Kalau mau masuk kamar orang sebaiknya ketuk pintu dulu!kau ini bikin kaget saja"omel Youngmin,kwangmin terkekeh kecil
"maaf"katanya.
"Untuk apa kau kesini ?"tanya Youngmin.Kwangmin duduk disamping Youngmin dan menghela nafas berat."Hyung..aku takut jika yang dibicarakan dalam buku itu adalah kita"desahnya.youngmin mengernyit bingung "maksudmu?".
"Aku hanya takut jika Hyolyn Songsaenim akan benar-benar membunuh kita"ujar Kwangmin.Youngmin menepuk pundak adiknya pelan "tenanglah,jangan khawatir,itu belum tentu kita kan,bisa saja itu.."
"Suho dan teman-temannya,itu kan maksudmu ?"Sela Kwangmin,youngmin mengangguk.
"Tidak hyung"kata kwangmin sambil menggeleng "hyolyn sangat jarang bertemu Suho dan teman temannya,bahkan mereka pun sangat jarang berkunjung ke perpustakaan,benar tidak?"lanjutnya.Youngmin mengangguk.

    "Sudahlah kwang..jangan terlalu dipikirkan,kita lanjutkan besok saja ya,sekarang kau beristirahat saja,kau pasti lelah"kata Youngmin,kwangmin mengangguk dan langsung melangkah menuju kamarnya.

Keesokan harinya...

   Tidak seperti biasanya,kwangmin masuk ke ruang kelas dengan wajah pucat dan kantung mata terlihat di pelupuk matanya.Ia meletakkan tasnya di kursi dengan lemah dan langsung menopang dagunya dengan tangan.

   "Kwang.. ada apa? Apa kau sakit ?"tanya Minwoo."dia kurang tidur"Jawab Youngmin.
"B-bagaimana bisa ?"tanya Jeongmin. "Sudahlah.. tak usah terlalu dipikirkan,aku baik baik saja"jawab Kwangmin.
"Kau yakin?"sanggah Donghyun,kwangmin mengangguk.

   "Apa perlu kubelikan makanan ?"tanya Youngmin. "Terserah kau saja"jawab Kwangmin.Tanpa menjawab,youngmin langsung berlari keluar kelas.Sementara yang lainnya masih tampak cemas akan keadaan Kwangmin,bagaimanapun juga Kwangmin itu adalah teman mereka,dan dia adalah yang paling pintar diantara mereka semua.Bagaimana tidak ? Ia sudah pernah memenangkan olimpiade sains dan fisika,ia juga pernah 3 kali memenangkan olimpiade matematika,mengikuti kejuaraan basket dan—timnya—memenangkan peringkat ketiga,dan menjadi ketua tim basket sekaligus forward utama.Tak heran ia banyak dikagumi oleh yeoja-yeoja di sekolahnya,tapi entah kenapa ia tak terlalu tertarik kepada wanita.

———
    Mata Youngmin menelusuri setiap sudut kantin sekolah yang luas itu,sepi,itulah keadaan kantin sekarang,tetapi ketika ia melihat ke sudut kantin,matanya menangkap dua orang gadis yang sedang bercengkerama sambil sesekali menyeruput es jeruk di hadapan mereka,tampaknya mereka sedang berbicara serius.
   "Yoon Bo-ra dan..Kim Da-som,itu mereka bukan ?"gumam Youngmin.Ia terus memperhatikan dua gadis itu dan mencoba menebak apa yang sedang mereka bicarakan.Namun ternyata salah satu diantara mereka—Bora—menyadari keberadaan Youngmin dan melambaikan tangannya kepada Youngmin. Youngmin mengerjap dan hanya membalas lambaian itu dengan senyuman.

   Ia melangkah mendekati 'Ibu Kantin' sambil terus memperhatikan Bora dan Dasom.
"Hey Jo Youngmin,apa yang sedang kau perhatikan?"tanya Si Ibu Kantin,Youngmin terkejut dan tersenyum.
"Ahjumma,,aku mau sebungkus ddeokbokki dan sebotol air mineral,jangan terlalu lama ya.."celetuk Youngmin.Ahjumma itu hanya tersenyum lalu segera mempersiapkan pesanan Youngmin.Pikiran Youngmin masih diliputi rasa penasaran,ia terus memperhatikan Bora dan Dasom,sampai akhirnya si Ibu Kantin menyadarinya."Youngmin,kau sedang memperhatikan mereka ya?"tanyanya.Youngmin tersentak,lalu menggeleng.
"Apa jangan-jangan..kau ini Kwangmin ?"tanya Ibu Kantin dengan tatapan curiga,youngmin tertawa.Ia dan Kwangmin memang kembar identik,susah dibedakan.
"Tidak ahjumma,aku Youngmin..Jo Youngmin"jawabnya.Wanita paruh baya itu tersenyum sambil menyerahkan sebuah tas plastik berisi pesanan youngmin kepadanya,setelah membayar,youngmin tak langsung pergi melainkan terus memperhatikan Bora dan Dasom.

"Ahjumma,, apa kau tau apa yang sedang mereka bicarakan ?"tanya Youngmin.Ahjumma itu menggeleng "molla"katanya.Youngmin menghela nafas dengan wajah kecewa "sudahlah tak apa..gomaseubnida ahjumma"ucap Youngmin dan hendak berlalu.
"Memangnya kenapa kau sangat ingin tau ?"tanya Ahjumma itu lagi,Youngmin membalikkan badan "aku hanya ingin tau saja"katanya.
"Hmm...tadi sekilas kudengar,saat aku mengantarkan pesanan,mereka membicarakan soal lelaki"
"Lelaki ?"
"Ya,tapi setelah itu aku tidak mau tau lagi dan segera kembali ke tempatku".
  Youngmin tersenyum, dengan perasaan cukup puas,ia mengucapkan terimakasih lalu berlalu dari kantin itu.

Sesampainya di kelas,Youngmin melihat Kwangmin masih lemas,dan pada saat itu juga,Youngmin ikut merasakan apa yang dirasakan Kwangmin,kepalanya sedikit pusing dan tubuhnya juga mulai melemah.Ia berjalan mendekati kwangmin dan meletakkan tas plastik berisi ddeokbokki dan air mineral itu di meja Kwangmin.
   "Makanlah yang banyak"kata Youngmin sambil tersenyum,kwangmin mengangguk lalu perlahan membuka isi tas plastik itu."youngmin,badannya panas"desah donghyun.Youngmin menghela nafas "kan sudah kubilang,kau harus istirahat yang cukup kwangmin-ah"katanya."maafkan aku hyung"sahut Kwangmin.
"Kwang,jika kau terus sakit seperti ini,aku juga akan merasakannya"ujar Youngmin,Jeongmin terbelalak "dasar kembar! Sudah cukup Kwangmin saja yang sakit kau jangan ikut ikutan sakit"celetuknya,Youngmin tertawa.
"Memangnya kenapa?"tanya Hyunseong.
"Mereka itu kan genius,kau tau sendiri kan kita membutuhkan seorang genius untuk membantu di berbagai hal,jika tidak ada mereka masalah ini akan semakin sulit"
"Jadi maksudmu aku tak jenius?!"tanya Minwoo—setengah berteriak—
"Tidak..anak mami"ledek Jeongmin diikuti gelak tawa yang lainnya,Minwoo mengerucutkan bibirnya kesal "begini-begini juga aku ini paling tampan diantara kalian semua"
"Mwo?! Aku yang paling tampan!!"Seru Jeongmin
"Tidak ! Aku!"balas Minwoo.
"Hey hey sudahlah,yang paling tua yang paling tampan"timpal Donghyun santai.
"Seharusnya yang paling tua yang paling jelek!"ledek Jeongmin,Donghyun terbelalak "apa kau bilang?!".  Hyunseong tertawa "kalian memang tampan,tapi kalian tak punya perut seindah perutku yang sixpack"ujarnya bangga.
"Kau kira aku tidak punya ?!"sungut Minwoo."tapi perutku lebih bagus darimu!!"Balas Hyunseong.

Youngmin mendengus kesal melihat tingkah teman-temannya itu."dasar Bocah"umpatnya pelan.

"UHUK UHUK"
"Eh-eh.. Kwangmin!!"

———
Malam itu,di rumah Minwoo..

    Suasana sangat sepi,hanya ada Minwoo yang sedang menonton acara televisi kesukaannya,sebenarnya ia tak suka dengan suasana yang sepi seperti ini,ia lebih suka suasana ramai dan riuh,jadi bisa dibilang ia takut sepi.
    "Arrggh..dimana mereka semua,kenapa belum datang juga? Dasar keong!"umpatnya sambil mengecek androidnya.Ia sudah menghubungi Teman-temannya—Donghyun,Jeongmin,Hyunseong,dan si kembar—,namun sampai sekarang mereka belum datang juga.

Ia meletakkan androidnya kasar di sofa,dan kembali terfokus pada acara televisi yang ia tonton.Tiba tiba pandangannya tertuju pada jendela yang ditutupi Gorden,matanya menangkap sesosok bayangan wanita yang tampak sedang mengintipnya.Karena penasaran,ia pun melangkah menuju jendela dan menyibakkan gorden,tetapi tak ada siapa-siapa.
"Hmm..mungkin mataku sedang kurang sehat"gumamnya.

TOK TOK TOK

———
   Donghyun mengendarai mobilnya dengan santai,kini tak ada lagi yang rusak,ia sudah mengecek semuanya sebelum berangkat.Sementara teman-temannya di jok belakang sedang duduk dalam keheningan.
"Kwangmin,apa kau sudah baikan ?"tanya Jeongmin,Kwangmin tersenyum lalu mengangguk "aku hanya kurang makan dan istirahat"ujarnya.
"Hey donghyun,bisa kau percepat laju mobilnya,bocah itu dari tadi terus mengirim pesan padaku!"Kata Hyunseong ketus.Donghyun mendengus "apa kau mau kejadian kemarin terulang lagi ?"sungutnya.Youngmin tertawa "Minwoo itu memang anak mami ya".

Dari kejauhan,rumah Minwoo mulai nampak oleh Mata mereka,tinggal beberapa jarak lagi.Namun mereka melihat ada yang janggal,sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir di depan rumah Minwoo,dan setau mereka,Baik Minwoo maupun orang tuanya tak mempunyai mobil sedan.

"Hyung Lihat !!!!"Seru Kwangmin,Donghyun mengerem mobilnya mendadak.Dilihatnya 4 orang laki-laki bertubuh kekar dan bertopeng bersama seorang perempuan berjubah masuk ke dalam rumah Minwoo kasar,Donghyun terkejut dan cepat cepat turun dari mobil,begitu juga yang lainnya dan langsung berlari masuk ke rumah Minwoo yang cukup besar itu.Pikiran dan firasat mereka mulai tidak enak.

To Be Continue

                     ———
  Ciee gaje ya ? ngaret ya ? Mangap deh soalnya baru newbie Jangan lupa comentnya ya,soalnya nyesek banget rasanya ngetik capek capek kaga ada yang ngelike sama ngecoment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar