Minggu, 03 Mei 2015

[FANFIC] Hibiscus Paper [ONESHOOT]

Title : Hibiscus Paper
Author : Nugraheny AP (Choi Daekyung)
Genre : Sad,Friendship,etc.
Rating : G
Type : Oneshoot
Cast :  -Jo Kwangmin
            -Jo Youngmin
            -No Minwoo
Summary :

    "...aku rasa tak ada yang mempedulikanku,apa aku kasat mata?"

             ~HIBISCUS PAPER~

Kwangmin memasukkan semua buku-buku yang menjadi mata pelajarannya hari ini kedalam tas hitam kesayangannya,lalu meneguk segelas susu yang ia buat sendiri dengan cepat.Ia melirik jam tangannya.
"Sebentar lagi telat"gumamnya,lalu segera berlari ke ruang tamu.Kakaknya,Youngmin,duduk di sofa dengan santainya dengan jari-jari yang bergerak lihai diatas layar tabnya.

"Hyung.."panggil Kwangmin,Youngmin tersentak pelan dan menoleh.

"Kwangmin.."ujarnya sambil tersenyum lalu meletakkan tabnya dan menghampiri kwangmin.

"Aku kira hyung berangkat lebih awal seperti biasanya"

"Kali ini tidak,aku ingin berangkat bersamamu"

"Ada apa?"

"Appa sedang ada urusan penting yang tak bisa ditunda,sudahlah ayo berangkat"Jawab Youngmin lalu merangkul bahu Kwangmin dan berangkat menuju sekolah mereka,GwanYung High School #ngawur:D

———
Kwangmin pov

"Aa.. dia itu Youngmin kan?"
"Tampannya.."
"Itu adiknya ya?"
   Seperti itulah kejadian sehari-hari,kami masuk pintu gerbang dan semuanya membicarakan Youngmin.aku tak merasa heran,sudah terbiasa.Lagi pula tak ada salahnya Mereka membicarakan Youngmin,Ia tampan dan berkharisma,wajahnya juga sangat cute,Benar-benar sebuah tipe favorit yeoja-yeoja di sekolahku.

"Hyung,,aku ingin pergi ke kelas"ujarku.Youngmin menoleh sambil tersenyum "boleh aku ikut?"

"Sebaiknya kau menemui temanmu disana"jawabku sambil menunjuk seorang namja berambut kecoklatan dan berpostur tubuh pendek yang merupakan teman baik hyung,Lee jeongmin.

"Kau benar.."
"Aku duluan hyung"ucapku lalu segera berlari ke kelas.Kelas sangat sepi,tetapi aku melihat seseorang yang sudah tak asing lagi bagiku duduk di bangku disebelahku.Ia teman sebangkuku,No Minwoo,kami berteman sangat akrab sejak kelas satu SMA.Jika mungkin banyak orang bertanya mengapa aku tidak sebangku dengan Youngmin,padahal kami adalah anak kembar,Yah.. youngmin memilih duduk sebangku dengan teman dekatnya itu.

Normal pov

"Minwoo..kau datang lebih awal"ujar Kwangmin lalu menaruh tas di bangkunya dan langsung duduk,Laki-laki babyface itu menoleh.

"Hah...noona membangunkanku sangat pagi karna ia terus berteriak menanyakan letak sisirnya kepadaku dan memaksaku untuk bangun,padahal aku sama sekali tak mengambilnya..dan aku masih mengantuk.."jawab Minwoo dengan wajah memelas sambil memangku dagunya dengan lipatan tangan diatas meja.Kwangmin tertawa.tetapi tiba-tiba ia meringis kecil sambil memegangi perutnya.minwoo yang menyadari itu terkejut dan memasang raut wajah cemas

"Kwangmin,kau baik-baik saja?"tanyanya,Kwangmin mengangguk sambil tersenyum.

"Kau sudah sarapan?"tanya Minwoo lagi,Kwangmin menggeleng.Minwoo mendesah pelan

"Sudah kukatakan berulang kali,kau harus sarapan,kau harus sadar dengan maag mu itu,ayo ikut aku ke kantin,aku akan mentraktirmu"ucap Minwoo lalu menarik kwangmin pelan dan mengajaknya ke kantin.

Kwangmin pov

Syukurlah jika dia tidak tau keadaanku sebenarnya,tetapi aku bahagia memiliki orang seperti dia yang selalu bisa membuatku tertawa dengan tingkah dan wajah cutenya yang lucu jika memelas,ia terlihat seperti adikku,namun jika aku berkata begitu ia akan membantah dan berkata "aku ini laki-laki!".Hah..sungguh hal yang menyenangkan ditengah-tengah kesibukan keluargaku mencari lembaran-lembaran Won untuk hidup.
 
"Kau harus makan yang banyak"ucapnya sambil menyodorkan semangkuk bulgogi dan nasi kepadaku,aku mengangguk sambil tersenyum simpul dan segera melahap makanan itu,Sepertinya perutku sudah mengadakan demonstrasi.Sekilas aku melihat ia tersenyum.

"Kau tidak makan?"tanyaku.
"Pesananku sedang disiapkan".

"Oh ya,kwangmin..dimana hyungmu? Apa dia tidak pernah menanyakan kabar maagmu itu?".Bodoh! Kenapa ia mempertanyakan itu? Apa tidak ada pertanyaan lain?.

"Pesanannya~"seorang pelayan wanita di kantin ini datang membawa sebuah nampan berisi menu yang sama.

"Makanannmu datang"ucapku mengalihkan perhatian.Minwoo memperhatikan makanan-makanan dihadapannya dengan mata berbinar-binar.
"Selamat makan~!"serunya lalu melahap makanannya,aku tersenyum,ini tidak begitu sulit.

Normal pov

12.30 KST

   Satu persatu siswa/i mulai meninggalkan kelas,sementara Kwangmin masih memasukkan semua buku-bukunya kedalam tas.

"Kwangmin~!"Panggil seseorang,Kwangmin menoleh dan tampak Hyungnya sudah berdiri disampingnya sambil tersenyum. "Ayo kita pulang".Kwangmin tersenyum simpul "baiklah"

"Hey Youngmin!".Mereka berdua menoleh.

"Jeongmin-ya,ada apa?"tanya Youngmin melihat teman baiknya,Jeongmin berdiri di ambang pintu kelas.
"Ayo pulang bersamaku,aku akan mengajakmu datang ke rumah"

Youngmin menunduk dan tampak berfikir,ia menatap adiknya dengan sorot mata 'bagaimana?',Kwangmin mengangguk sambil tersenyum seakan berkata 'ikut saja bersamanya'. Youngmin menghela nafas

"Baiklah,Kwangmin..apa tidak apa-apa?"tanya Youngmin.Kwangmin mengangguk."ikut saja bersamanya"Jawab Kwangmin meyakinkan "aku bisa pulang sendiri".Youngmin mengangguk,lalu menghampiri Jeongmin dan berlalu dari kelas dengan perasaan 'masih' khawatir terhadap adiknya.

***
   "Aku pulang~!"ujar Kwangmin saat masuk kedalam rumahnya,di ruang tamu,ayah dan ibunya sedang mengobrol sambil menonton acara TV.

"Kwangmin,dimana Youngmin?"tanya Ibunya.

"Dia tadi pulang bersama Jeongmin"

"Mengapa dia tidak pulang bersamamu?"tanya ayahnya.

"Tadi katanya jeongmin akan mengajaknya ke rumah".Ayah dan Ibunya hanya mengangguk-angguk.Kwangmin menghela nafas.

"Appa..Eomma..aku mau bi-"
"Kemana Youngmin itu? Anak itu selalu saja tidak langsung pulang"
"Ya.. apa sebaiknya kita hubungi Jeongmin?"

Kwangmin menghela nafas,selalu saja,Ucapannya selalu tersela "tidak jadi"gumamnya pelan,lalu berlari masuk ke kamarnya.

———
Kwangmin pov

   Aku menyandarkan kepalaku pada Kepala ranjang.Rasanya sungguh tersiksa,menahan semua ini selama bertahun-tahun,aku sudah mencoba mengatakannya kan? Tapi kenapa tak ada yang mendengarkanku? Apa aku kasat mata?.Kata-kata sang dokter masih terus terngiang di otakku,85 hari lagi,sungguh,jika aku mengingat itu aku selalu ingin menangis.Walaupun aku sedikit tak dianggap,tapi aku yakin,Eomma.. Appa.. mereka menyayangiku.Minwoo juga..aku tak rela,sungguh..
   Mataku menangkap sebuah tas plastik berwarna putih diatas meja belajarku,aku ingat.. itu adalah Kertas-kertas origami berwarna merah yang kubentuk menjadi bunga kembang sepatu.Saat aku sedang bosan aku akan membuat satu origami lagi dan memasukannya ke tas plastik itu.Jika aku kehabisan kertas,aku akan membelinya lagi,kadang Minwoo juga membelikannya untukku.Aku ingat persis saat Eomma dan Appa mengatakan jika mereka menyukai bunga 'kembang sepatu' itu,Youngmin juga menyukainya,dan begitu juga denganku.
   Aku tersenyum simpul,lalu melangkah ke pinggir tempat tidur dan menjangkau Tas Plastik itu.Aku menghamburkan isinya di atas ranjang dan menghitungnya satu persatu.50 buah..Aku kembali tersenyum dan mengambil kertas origami di atas meja dan melipat-lipat kertas itu,membentuknya menjadi sebuah "Hibiscus Paper" seperti biasa kubuat.
   Baru dua kertas berhasil kubentuk,namun teriakan Eomma memanggilku untuk makan siang terdengar,aku memasukkan dua kertas itu ke dalam tas plastik,lalu menuruni tangga menuju Ruang tamu,menemui Appa,Eomma,dan Youngmin.

———
Saturday morning..  

    Ruang tamu sudah sangat sepi pagi ini.Eomma sudah berangkat mengurusi Butiknya,dan Appa mungkin sedang mengantar Youngmin ke sekolah.Kwangmin dan Youngmin itu kembar,tetapi mengapa mereka tak berangkat bersama? Yah.. kwangmin selalu menolak.Ia merasa,ketika Ia berangkat bersama Youngmin dan ayahnya,Ia seperti merasa ada perasaan aneh pada dirinya.
    Kwangmin menghela nafas,lalu pergi keluar rumah,hari ini ia tidak langsung menuju sekolah atau menuju rumah Minwoo untuk mengajaknya berangkat bersama,namun ia pergi ke halte,menunggu bus untuk membawanya ke "JinHwa Hospital" sebelum bel sekolah berbunyi.Ketika bus datang,ia langsung masuk,untung saja keadaan bus saat itu sedang sepi.

"JinHwa Hospital"ucapnya kepada Sopir Bus,lalu melirik jam tangannya. 06.00 KST,Bel sekolah berbunyi pukul 07.30 KST,masih ada waktu 1 jam 30 menit untuknya.
   Tak lama kemudian,bus berhenti di halte bernomor "2" di samping JunHwa Hospital,Kwangmin bergegas turun dan masuk ke rumah sakit tersebut.

"Perkembangannya semakin buruk"ucap Dokter berambut merah dan berpipi Pink Blush On itu.

"Bagaimana?"

"Virusnya semakin menyebar di sekitar duodenum dan lambung,jika diprediksi,mungkin waktunya akan lebih singkat"ucap sang dokter lagi.Kwangmin menunduk,sambil memegangi perutnya.Tanpa ia sadari,sebulir air mata bergulir dari pelupuk matanya membasahi pipi.

"Melihatmu seperti ini,aku sangat ingin menangis"ujar sang dokter sambil menghela nafas.Kwangmin mendongak dengan mata yang sudah sembab.

"Kau selalu datang kemari sendiri,kau menahannya sendirian,aku sangat ingin menjadi ibumu..sungguh"ujar sang dokter lagi,Ia mulai menangis,namun dengan cepat air mata itu ia usap dengan tangan.

"Anakku..juga menderita penyakit sepertimu"tutur sang dokter "ia meninggal karna salahku..itu semua salahku,aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga selalu tak sempat memberinya perhatian,aku sangat menyesal"

"Dok..maaf aku mengingatkanmu"

"Tidak apa-apa,, mengetahui keadaanmu sekarang,aku bisa merasakan kesedihan itu"

"Terimakasih dok,aku permisi"ucap Kwangmin dan berdiri.

"Hati-hati dijalan,kwangmin.. kau adalah pasien yang paling aku sayangi"Dokter itu tersenyum,Kwangmin juga tersenyum,lalu pergi meninggalkan Rumah sakit itu dan berangkat ke sekolahnya.

***
    Dengan raut wajah cemas Youngmin duduk di bangkunya,Ia mengabaikan ajakan Jeongmin dan tak menghiraukan Minwoo disampingnya yang terus meyakinkan Kwangmin akan datang.Youngmin yakin akan hal itu,namun perasaan gelisah terus merambati pikirannya.Ia berpikir seharusnya ia tak usah berangkat bersama ayahnya tadi.

"Maaf membuat kalian menunggu"sebuah suara mengejutkan mereka.Wajah Youngmin berubah menjadi sumringah dan langsung menghampiri Sosok yang berdiri di ambang pintu kelas itu,Kwangmin.Namun ia terkejut ketika menyadari mata Kwangmin yang memerah dan sembab.

"Kwangmin,kau baik baik saja?"tanyanya.Kwangmin mengangguk sambil tersenyum,Youngmin menatap Mata Kwangmin,mencoba mengetahui kejujuran Kwangmin lewat sorot matanya,Namun ia hanya menemukan sorot mata yang mencoba meyakinkannya kalau Kwangmin tak berbohong.Akhirnya Youngmin terpaksa mempercayai kwangmin,walaupun ia merasa keadaannya sekarang tidak sedang 'baik-baik saja'.

"Apa kau menangis ?"Tanya Youngmin sekali lagi.

"Apa? Menangis,t-tidak.. tadi dijalan banyak polusi,aku mengucek mataku beberapa kali"Alibi Kwangmin.Youngmin mengangguk mengerti.Tak lama kemudian Minwoo ikut menghampiri Kwangmin.

"Kau sudah sarapan kan?"tanya Minwoo.Kwangmin terkekeh kecil sambi memegangi perutnya.

"Kau belum sarapan?"Tanya Youngmin (lagi),kwangmin menggeleng.
Youngmin menghela nafas,lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebungkus roti coklat dan memberikannya kepada Kwangmin,ukuran roti itu cukup besar,mungkin cukup untuk Membuat perut kwangmin kenyang.

"Habiskan ya"ujar youngmin sambil tersenyum,Kwangmin mengangguk sambil menerima roti itu.

"Lain kali kau tak boleh meninggalkan sarapan,sarapan itu penting bagi kesehatanmu,kau tau?"kata Minwoo.

"Iya-iya,aku janji"ucap Kwangmin sambil tersenyum.

———
    Pelajaran Fisika yang begitu rumit dan membingungkan telah usai,Satu persatu siswa/i mulai meninggalkan kelas untuk menikmati Waktu Istirahat mereka yang hanya 20 menit itu.Begitu juga dengan Kwangmin dan Minwoo,kwangmin mengajak minwoo ke danau di belakang sekolah,tempat yang sangat sepi dan jarang dikunjungi orang-orang sekitar ataupun Siswa-siswi GwanYung High School.

Kwangmin pov

Sebelum terlambat,mungkin ini waktunya aku mengatakan dengan jujur bagaimana keadaanku selama ini,selama aku tersenyum,tertawa,dan bersedih di hidupku yang kurasa begitu suram ini.Semua orang,baik keluargaku,Hyung,maupun teman-temanku mungkin tak ada yang tau jika dibalik senyum dan tawa yang kusuguhkan setiap hari terdapat sebuah kehidupan yang kelabu.

Normal pov

    Kwangmin dan Minwoo duduk di bangku taman menghadap Danau besar didepan mereka.Minwoo tampak menunggu dengan tak sabar dan penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Kwangmin,Sementara Kwangmin hanya menghela nafas berkali-kali membuat Minwoo bingung.

"Hey,apa yang sebenarnya akan kau katakan? Apa hanya helaan nafas saja?"tanya Minwoo yang tampak semakin tak sabaran,Kwangmin tertawa kecil.Lalu wajahnya berubah menjadi serius,sangat serius.

"Minwoo-ya.."panggilnya dengan suara agak lirih,Minwoo menanggapinya dengan "hmm?".

"Sebenarnya aku sudah lama menyembunyikannya darimu tapi.."

"Hey! Apa-apaan kau ini? Apa kau ini Homo?"

"Minwoo..aku sedang tidak ingin menyatakan cinta,aku ini normal,dan..aku sedang serius"Ucap Kwangmin,Minwoo menghela nafas "katakanlah cepat"

"Kanker usus.."Ucap Kwangmin,Minwoo terbelalak "Mwo?!"

"Aku menderita Kanker usus dari umur 2 tahun.."ujar Kwangmin "dan belum ada siapapun yang tau selain dokter,aku,dan tuhan".Minwoo terbelalak,Ia diam tak bergeming,bagaimana sahabat baiknya itu bisa menyembunyikan penyakit yang begitu membahayakan baginya,matanya memerah menahan tangis.

"Maafkan aku tidak menceritakan sebelumnya padamu,hidupku...hanya tinggal 85 hari lagi dan..kini hanya tinggal 50 hari lagi"Kata Kwangmin lirih.Setetes air mata mulai bergulir di pipi Minwoo.

"Kwangmin..aku..kau..bagaimana bisa?"tanya Minwoo sambil terisak.

"Maaf...maaf"ucap Kwangmin,ia mulai menangis.Minwoo memegang pundak Kwangmin.

"Kenapa tak mengatakannya padaku?"

"Aku takut.."

"Kenapa harus takut?! Sudah lebih dari 3 tahun kita bersama-sama,kenapa kau baru mengatakan ini padaku?"Tanya Minwoo.Kwangmin menangis.

"Maaf.. aku merasa selama ini tak ada yang mau mendengarkanku"

"Apa selama ini aku selalu tak menghiraukan perkataanmu? Eoh?!"Air mata Minwoo terus mengalir dengan deras,Begitu juga Kwangmin.Terbayang Di otak mereka perpisahan pahit oleh sebuah persahabatan yang begitu erat yang sudah berlangsung selama 3 tahun lebih,perpisahan yang hanya akan berlangsung dengan menghitung hari.

"Kwangmin.."minwoo memeluk Kwangmin dengan air mata yang mengalir deras."Sahabatku...."ucapnya lagi.Kwangmin tak bisa berkata apa-apa selain isakan tangis yang terdengar.

"Maaf jika aku membuat sakit perasaanmu"ucap Minwoo.Kwangmin menggeleng

"Kau sahabat terbaik yang pernah ada,kau sahabat yang sempurna...hanya kau yang mampu mendengarkanku,Appa dan Eomma..mereka sibuk dengan pekerjaannya dan,mereka hanya mempedulikan Hyung..Hyung begitu sempurna dimata mereka sehingga mereka lupa jika mereka memiliki satu anak lagi"tutur kwangmin,air matanya mengalir semakin deras mengingat segala kejadian pahit dalam hidupnya.Minwoo melepaskan pelukannya,dan mengusap air matanya dengan tangan.

"Aku sangat sedih saat ini.."Ujar Minwoo. "Kukira kita akan menjadi sahabat selamanya,tapi ternyata..hanya menghitung hari.."

"Maafkan aku,ini semua salahku...aku tak bisa menjaga diri dengan baik"Rutuk Kwangmin.Minwoo menggeleng.

"Ini semua bukan salahmu"Sahut Minwoo.Sejenak keheningan merambati suasana,Mereka larut dalam kesedihan masing-masing.

"Appa dan Eomma menyukai bunga kembang sepatu.. Youngmin juga"Ujar Kwangmin Kemudian.Minwoo tak menggubris,air matanya masih memaksa untuk mengalir Kesedihannya tak terbendung.

"Aku ingin membuat hadiah untuk mereka di hari terakhirku"lanjutnya,Minwoo mendongak,sorot matanya seperti menanyakan apa yang akan ditunjukkan Kwangmin?

"Aku hobby membuat Origami,aku akan membuatkannya untuk mereka"setetes Air mata kwangmin nengalir lagi "kelak,jika origami-origami itu dipajang,mereka mungkin akan mengingat aku,seorang Jo Kwangmin yang tampan dan ingin selalu diperhatikan"Ia tersenyum.

"Dan aku ingin kelak..sebelum hari terakhirku berlangsung,aku ingin bermain bersamamu,Minwoo..seharian bersamamu tanpa henti,berfotolah denganku sepanjang waktu,agar kau bisa mengingat aku.."tuturnya.Minwoo mengangguk

"Aku juga berfikir begitu".

Kriing..
Bel tanda masuk berbunyi,mereka kembali ke kelas dengan mata sembab dan perasaan sedih yang tak dapat digambarkan dengan kata-kata.

———
Tuesday..

Kwangmin pov

   Aku menangis seharian,ini hariku yang ke 47,rasanya begitu cepat aku akan meninggalkan semuanya.Appa,Eomma,Minwoo,Pikachu-pikachuku,sekolah,teman-teman,dan.. Youngmin.Aku sangat menyayangi Youngmin,apakah ia juga menyayangiku?
   Tepat di hari ke-47 ini,aku berhasil membuat 100 origami,sebenarnya aku sangat ingin membuat 1000 origami,namun tangan-tanganku semakin lemah,Kepalaku pusing,dan aku harus mengenakan syal setiap hari.Youngmin? Sepulang sekolah ia selalu pergi ke rumah temannya itu,Jika aku pulang,rumah sangat sepi,dan aku terpaksa membuat sarapan sendiri.
   Kutatap sebuah tas plastik besar berwarna putih dengan origami-origami merah hasil karya dari tangan-tangan rapuhku ini,Aku tersenyum.3 hari lagi.. semoga Tuhan tak mempersingkat waktunya lagi.
   Aku mulai mengingat semua kenangan-kenanganku dari benar-benar bahagia hingga sangat pahit melebihi daun beracun.Ketika Mobil-mobilan yang dibelikan Appa untuk Youngmin lebih bagus daripada mobilku sewaktu 6 tahun,Ketika aku ditinggal berlibur ke Pulau Jeju dan aku sendirian,Ketika aku harus membersihkan ruang tamu sendirian sementara Youngmin hanya santai,Aku ini seperti anak tiri bukan? Aku tau..Youngmin adalah penerus dari Perusahaan besar appa,tapi haruskah mereka tidak memperdulikanku juga ?

Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku,siapa itu? Youngmin? Appa? Eomma?

"Masuk saja,pintunya tidak dikunci"kataku.Pintu terbuka,Minwoo masuk dengan mata masih sembab seperti kemarin,sepertinya Ia menangis semalaman,aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya.
   Ia menutup pintu dan duduk disampingku.

"Kwangmin..bagaimana keadaanmu?kau sudah makan?"tanyanya,walaupun sejujurnya ia sudah tau bagaimana keadaanku saat ini.Aku tersenyum dan mengangguk.Ia merogoh sesuatu dari jaketnya dan mengeluarkan sebuah gantungan kunci pikachu,Mataku berbinar,namun tidak bisa sesenang sorot mataku sewaktu Ia membelikanku boneka Pikachu besar saat hari ulang tahunku.

"Ambillah,dan simpan saat hari terakhirmu tiba"Ia berkata sambil menahan tangis,aku menerimanya.Ia menggenggam tanganku dan merasakan keadaanku yang semakin lemas.

"Besok kita akan bermain menikmati musim gugur di taman"ujarnya "aku berjanji kita akan sangat bersenang-senang besok"Ia tersenyum sambil terus menahan tangis.

"Aku sudah bisa merasakan betapa rindunya aku padamu,kau tau?".Aku serasa ingin menangis saat ini.

Minwoo pov

    Aku menangis semalaman,mengingat sahabatku akan pergi secepat ini.Melihat keadaannya seperti ini,aku serasa ingin mencabik-cabik kedua orang tuanya.Aku sangat marah! Disaat keadaannya seperti ini dimana kepedulian dari seorang ayah dan kasih sayang dari seorang Ibu? Kwangmin butuh itu,aku tau..

Kwangmin..
   Jika nanti waktunya kau meninggalkanku,aku mungkin tak akan mencari sahabat baru lagi,sungguh.. tak ada sahabat yang lebih baik selain kau yang pernah kutemui didunia ini.Tawamu yang selalu meledak jika aku bertingkah sepertu bayi,senyummu yang selalu menyapaku setiap saat,Celotehanmu yang selalu berbicara tentang alur pokemon yang kau tonton,dan saat kau menangis dengan raut wajah sangat sedih juga saat kau mengatakan dengan jujur semua ini padaku,aku akan mengingatnya persis sampai aku tua nanti.
Wajahmu yang Polos yang selalu menanti kehadiran Youngmin di bangkunya,Aku akan mengingat itu,aku berjanji.Dan aku berjanji akan membuatmu bahagia saat sebelum harimu tiba.Aku menyayangimu,sahabatku..

———
(Hari ke-48)

   Mereka memang menunjukkan wajah senang sedari tadi,namun hati mereka masih digeluti rasa sedih dan gelisah.
   Kwangmin menendang nendang daun yang berguguran dan melihat daun itu terbang tertiup angin,Ia tertawa,seperti anak kecil yang baru 2 tahun lahir ke dunia.Sementara Minwoo sepertinya tak dapat menyembunyikan rasa sedih dihatinya.Ia hanya tersenyum namun sorot matanya memancarkan kesedihan.

"Minwoo-ya! Lihatlah kelinci itu!"seru kwangmin sambil menunjuk dua ekor kelinci putih sedang bermain diatas dedaunan,namun begitu Kwangmin ingin mendekatinya,Satu kelinci pergi dan satu lainnya diam tak bergeming.

"Seperti itulah kita,,"ucap Minwoo. "Kita bermain,lalu salah satu dari kita pergi dengan cepat"lanjutnya,tentu saja yang dimaksud 'pergi' adalah Kwangmin.Kwangmin menunduk.Lalu mereka berlalu dari tempat itu.

   Hari ini Kwangmin benar-benar bertingkah seperti anak kecil,di taman yang sepi ia mengejar seekor kupu-kupu putih—yang entah darimana asalnya—dengan wajah riang,sementara Minwoo duduk di bangku taman sambil menunduk memikirkan bagaimana nasibnya jika Kwangmin tak lagi menemaninya sebagai sahabat.

Tiba-tiba
Bukk..
"Arggh..!!"
Minwoo tersentak,Kwangmin tiba tiba jatuh ketanah sambil memegangi perutnya,Minwoo bergegas berlari menghampiri Kwangmin.

"KWANGMIN! KWANGMIN!"Teriaknya.
"SIAPAPUN TOLONG AKU!!"Teriaknya lagi.

———
   Di hari ke-49 Kwangmin,tepatnya pada malam hari pukul 22.00 KST,Orang tua Kwangmin datang ke rumah sakit dan sudah mengetahui dengan persis penyakit Kwangmin dari Sang dokter.Begitu juga Youngmin,ia terus menangis disamping Kwangmin yang tidur dengan kondisi Kritis,didalam hatinya menyimpan beribu perasaan menyesal.Begitu juga dengan Ayah dan Ibunya,yang terus menangis tanpa henti meratapi keadaan anaknya yang merupakan salahnya.

"Kemana saja kalian?"tiba-tiba Minwoo masuk kedalam ruangan dengan wajah datar namun terlihat usai menangis.

"Apa kwangmin perlu seperti ini untuk mendapat perhatian kalian?"tanyanya datar.

"Kwangmin butuh perhatian namun kalian tak memberikannya! Kalian jahat!"ucapnya dengan nada meninggi. "Anak kalian bukan hanya Youngmin,tapi Kwangmin juga! Taukah kalian setiap hari Kwangmin tertawa dan tersenyum untuk menyembunyikan hidupnya yang kelam dan tahukah kalian ia sudah menderita penyakit ini sejak 2 tahun! Bagaimana bisa anak berusia 2 tahun tanpa perhatian orang tua bisa menahan penyakit parah sendirian sampai bertahun-tahun?! Apa kalian tidak punya Otak?!"Bentak Minwoo dengan Emosi meluap.Ayah dan Ibu Kwangmin,serta Youngmin diam mencerna dan memikirkan kata-kata Minwoo.

"Eo..mma"
Mereka tersentak,Kwangmin sadar dan memanggil nama mereka satu persatu lirih sambil tersenyum rapuh.

"Kwangmin.."Sentak Ayah dan Ibunya.
"Kwangmin-ya"Youngmin mengusap air matanya.

"Kwangmin maafkan appa dan eommamu yang tidak bertanggung jawab ini"rutuk Ayahnya.

"Sudah tidak ada gunanya lagi Appa"sahut Kwangmin."aku sudah memaafkan kalian,aku rindu kalian"ucap Kwangmin.Air mata mereka mulai mengalir.

"Kwangmin? Mengapa menyembunyikannya dariku? Kenapa?!"tanya Youngmin.

"Aku sudah berusaha,namun tak ada yang mendengar"sahut Kwangmin "appa dan eomma hanya sibuk bekerja dan memedulikan Hyung,jika kalian tidak begitu dari awal,aku mungkin tidak akan jadi begini.."

"Aku selalu ingin disuapi oleh Eomma,tapi hanya Youngmin.."

"Aku selalu ingin dipuji Appa,tapi hanya Youngmin..."

"Selama ini hanya Minwoo dan boneka pikachu yang menjadi temanku..".

"Kwangmin.."ucap Minwoo dengan diselingi isakan tangis.

Tess..
Mereka melihat keluar jendela,semuanya telah berubah menjadi putih.Kwangmin menunjuk keluar jendela dengan tangan rapuhnya.

"Eomma..appa..Youngmin..Minwoo..salju pertama telah turun..."ucapnya lirih,lalu ia tersenyum.

"Terimakasih atas semua perhatian kalian,terimakasih Minwoo..kau sudah menjadi temanku,Appa..Eomma,kalian orang tua yang baik,Youngmin..kau Hyung yang hebat.."Ujar Kwangmin lirih,ia berkedip terakhir.

"Aku lelah,aku ingin tidur,aku sayang kalian"
"Tiiitttt..."
"KWANGMIN!!"Dan saat itu juga,Kwangmin menutup matanya dan pergi untuk selama-lamanya.

———
   Youngmin menatap sebuah makam dengan foto seorang laki-laki berwajah mirip dengannya dengan senyum yang sangat manis,Makam Kwangmin.Ia meletakkan sebuah bucket bunga mawar dan Sebuah Boneka Pikachu disana.

"Kwangmin..tenanglah disana"ucapnya sambil tersenyum.
"Aku menyayangimu"

"Youngmin.."panggil seseorang.Youngmin mendongak,Minwoo berdiri dibelakangnya sambil tersenyum.

"Sudah selesai?"tanyanya.Youngmin mengangguk,ia menatap Makam Kwangmin lagi sambil tersenyum.Lalu Minwoo memberikan sebungkus tas plastik berisi origami itu kepada Youngmin.

"Aku akan menjadikannya hiasan di kamar"ucap Youngmin.Minwoo mengangguk,lalu mereka berdua berlalu dari sana.

     "Jangan menyia-nyiakan orang yang kau sayangi,dan orang yang menyayangimu sebelum terlambat"

                   ~THE END~

Ahaiii ciee yang gaje XD Ciiiiee yang ga dapet feelnya XD gapapalahya.. direply aja yuks ;)